KAMIS, 30 JULI 2009 | 12:16:05
PEKANBARU-Seorang pria transgender (ganti kelamin) digelandang ke Mapolsek Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau, karena melakukan pelecehan seksual kepada bocah wanita berusia 3 tahun. Sebelumnya, pria itu berkelamin wanita dan mempunyai seorang anak.
Pria berganti kelamin itu hingga kemarin mendekam dalam sel Polsek Payung Sekaki dengan ancaman pidana 7 tahun kurungan. Tersangka yang bernama Arif Perdana Putra (25) itu adalah warga Batam.
“Korbannya masih ada hubungan kekelurgaan. Tersangka (Arif) sendiri selama ini tinggal bersama orangtua korban selama kurang lebih satu tahun untuk mencari kerja di Pekanbaru,” kata Kapolsek Sukajadi, Iptu J Sitanggang saat dihubungi kemarin (29/7).
Menurut Kapolsek, Arif melakukan pelecehan seksual dengan cara menjamah alat vital korban. Perbuatan biadab itu terungkap setelah korban menceritakan perbuatan Arif pada ibunya. “Awalnya dia tidak mengaku. Tapi saat dibawa ke kantor polisi, dia mengakui perbuatannya. Dia mengaku khilaf,” kata Sitanggang.
Kepada polisi, Arif mengaku terlahir sebagai wanita dengan nama Tri Dewi Dede Valentin. Namun dia mengaku kecewa dengan pria yang menjadi kekasihnya.
Dari keterangannya pada polisi, diketahui, Arif sebenarnya terlahir sebagai wanita. Namun saat remaja dia dikecewakan pria yang menjadi kekasihnya. Saat pacaran, dirinya hamil namun kekasihnya itu itu tidak mau bertanggung jawab.
Sejak saat itulah, Tri Dewi berniat merubah takdirnya menjadi pria. Dia pun kemudian melakukan operasi ganti kelamin di sebuah rumah sakit di Singapura. Itu terjadi pada tahun 2005. Setelah menjadi pria, Tri Dewi mengubah namanya menjadi Arif Perdana Putra. Meski telah melakukan operasi kelamin, beberapa anggota tubuh Ari masih menyerupai wanita, pasnya cewek bertubuh tomboi, begitu juga suaranya. Bedanya, saat ini Arif sudah tidak memiliki payudara, tetapi memiliki alat kelamin laki-laki.
“Saya melakukan ini karena merasa sudah letih dengan sifat para lelaki. Setiap kali saya mulai mencintainya dengan sepenuh hati, dia pun meninggalkan saya begitu saja. Terakhir saya berpacaran tahun 2004, saat itu saya duduk dibangku kelas II SMA di Batam, saya sempat hamil dua bulan. Ketika saya minta pertanggung jawaban darinya, laki-laki yang saya jadikan sebagai pacar itu malah kabur entah kemana,” katanya bercerita.
Berkat nasehat dari dua orangtuanya, jabang bayi yang ada di dalam kandungannya itu dirawat dengan baik hingga terlahir keatas dunia. “Alhamdulillah sekarang dia sehat dan sekarang sudah berumur lima tahun. Sekarang dia tinggal bersama neneknya di Batam, dia saya beri nama April Dewi Valentin,” ujarnya.
Operasi pergantian kelamin itu dilakukan Arif sejak anak yang dilahirkannya sudah berusia satu tahun. Ketika itu ia mengadu kepada kedua orangtuanya untuk melakukan operasi kelamin. Permintaan itupun disetujui kedua orangtuanya yang dikenal sebagai seorang pengusaha dan pemimpin partai di Pulau Batam.
“Operasi itu berlangsung pada April 2005, saat saya berusia 19 tahun. Untuk menjalani operasi penggantian kelamin itu orangtua terpaksa mengeluarkan biaya sebesar Rp150 juta. Saat itu saya ditangani oleh dokter bernama Carles Wong. Tapi dia sudah meninggal pada tahun 2006 lalu,” ujar Arif yang mengaku sebagai anak pertama dari enam bersaudara ini.
Operasi kelamin itu nyaris membuat orangtuanya putus asa. Pasalnya, usai menjalani operasi, dia baru bisa mengenali orang-orang yang berada disekitar sejak dua bulan kemudian. “Menurut cerita dokter yang menangani saya waktu itu, pada saat penggantian kelamin dari kelamin perempuan ke kelamin laki-laki itu, rahim saya dikerok terlebih dahulu. Selanjutnya payudara dipotong dengan menggunakan laser.”
“Waktu menjalani operasi penggantian kelamin itu saya tidak sendirian, melainkan berdua dengan teman saya bernama Hendrik Sing yang juga berganti kelamin menjadi perempuan (sekarang di Batam). Caranya alat kelamin milik Hendrik pindah kepada saya. Selanjutnya payudara saya dipindah ke Hendrik,” sebut Arif.
Apa yang dikatakan Arif ini ternyata benar. Di kedua belah dadanya yang sudah menyerupai dada laki-laki itu, masih menyisakan bekas jahitan. Menurut Arif, alat kelamin hasil operasi tahun 2005 di RS Singapura itu baru berfungsi normal setelah dua tahun kemudian. Sejak itu pula ia mulai bisa merasakan jatuh cinta dengan seorang wanita.
“Komitmen awal saya untuk melakukan operasi kelamin ini adalah saya ingin menjadi seorang lelaki sejati yang bisa mencintai wanita dengan penuh kasih sayang. Mudah-mudahan ini bisa saya lakukan,” katanya lagi.
Ingin Pulang ke Batam
Arif bermaksud, setelah selesai menjalani masa tahanannya nanti, ia berniat untuk meninggalkan Kota Pekanbaru dan pulang ke Batam untuk menjumpai anaknya yang saat ini sudah berusia lima tahun itu.
Menurut Arif, kedatangannya ke Kota Bertuah sejak setahun yang lalu itu adalah untuk mengadu nasip dan menghilangkan semua sejarah kelam yang pernah ia lalui di Kota Batam. “Di Pekanbaru, pertama saya tinggal di daerah kawasan Jondul, saya pernah bekerja sebagai office boy (OB) disebuah warnet Jalan Balam. Tiga bulan belakangan ini, saya tinggal di rumah Ye, orangtua Bunga yang telah saya cabuli,” ungkapnya.(jpnn/mar/sc)
PEKANBARU-Seorang pria transgender (ganti kelamin) digelandang ke Mapolsek Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau, karena melakukan pelecehan seksual kepada bocah wanita berusia 3 tahun. Sebelumnya, pria itu berkelamin wanita dan mempunyai seorang anak.
Pria berganti kelamin itu hingga kemarin mendekam dalam sel Polsek Payung Sekaki dengan ancaman pidana 7 tahun kurungan. Tersangka yang bernama Arif Perdana Putra (25) itu adalah warga Batam.
“Korbannya masih ada hubungan kekelurgaan. Tersangka (Arif) sendiri selama ini tinggal bersama orangtua korban selama kurang lebih satu tahun untuk mencari kerja di Pekanbaru,” kata Kapolsek Sukajadi, Iptu J Sitanggang saat dihubungi kemarin (29/7).
Menurut Kapolsek, Arif melakukan pelecehan seksual dengan cara menjamah alat vital korban. Perbuatan biadab itu terungkap setelah korban menceritakan perbuatan Arif pada ibunya. “Awalnya dia tidak mengaku. Tapi saat dibawa ke kantor polisi, dia mengakui perbuatannya. Dia mengaku khilaf,” kata Sitanggang.
Kepada polisi, Arif mengaku terlahir sebagai wanita dengan nama Tri Dewi Dede Valentin. Namun dia mengaku kecewa dengan pria yang menjadi kekasihnya.
Dari keterangannya pada polisi, diketahui, Arif sebenarnya terlahir sebagai wanita. Namun saat remaja dia dikecewakan pria yang menjadi kekasihnya. Saat pacaran, dirinya hamil namun kekasihnya itu itu tidak mau bertanggung jawab.
Sejak saat itulah, Tri Dewi berniat merubah takdirnya menjadi pria. Dia pun kemudian melakukan operasi ganti kelamin di sebuah rumah sakit di Singapura. Itu terjadi pada tahun 2005. Setelah menjadi pria, Tri Dewi mengubah namanya menjadi Arif Perdana Putra. Meski telah melakukan operasi kelamin, beberapa anggota tubuh Ari masih menyerupai wanita, pasnya cewek bertubuh tomboi, begitu juga suaranya. Bedanya, saat ini Arif sudah tidak memiliki payudara, tetapi memiliki alat kelamin laki-laki.
“Saya melakukan ini karena merasa sudah letih dengan sifat para lelaki. Setiap kali saya mulai mencintainya dengan sepenuh hati, dia pun meninggalkan saya begitu saja. Terakhir saya berpacaran tahun 2004, saat itu saya duduk dibangku kelas II SMA di Batam, saya sempat hamil dua bulan. Ketika saya minta pertanggung jawaban darinya, laki-laki yang saya jadikan sebagai pacar itu malah kabur entah kemana,” katanya bercerita.
Berkat nasehat dari dua orangtuanya, jabang bayi yang ada di dalam kandungannya itu dirawat dengan baik hingga terlahir keatas dunia. “Alhamdulillah sekarang dia sehat dan sekarang sudah berumur lima tahun. Sekarang dia tinggal bersama neneknya di Batam, dia saya beri nama April Dewi Valentin,” ujarnya.
Operasi pergantian kelamin itu dilakukan Arif sejak anak yang dilahirkannya sudah berusia satu tahun. Ketika itu ia mengadu kepada kedua orangtuanya untuk melakukan operasi kelamin. Permintaan itupun disetujui kedua orangtuanya yang dikenal sebagai seorang pengusaha dan pemimpin partai di Pulau Batam.
“Operasi itu berlangsung pada April 2005, saat saya berusia 19 tahun. Untuk menjalani operasi penggantian kelamin itu orangtua terpaksa mengeluarkan biaya sebesar Rp150 juta. Saat itu saya ditangani oleh dokter bernama Carles Wong. Tapi dia sudah meninggal pada tahun 2006 lalu,” ujar Arif yang mengaku sebagai anak pertama dari enam bersaudara ini.
Operasi kelamin itu nyaris membuat orangtuanya putus asa. Pasalnya, usai menjalani operasi, dia baru bisa mengenali orang-orang yang berada disekitar sejak dua bulan kemudian. “Menurut cerita dokter yang menangani saya waktu itu, pada saat penggantian kelamin dari kelamin perempuan ke kelamin laki-laki itu, rahim saya dikerok terlebih dahulu. Selanjutnya payudara dipotong dengan menggunakan laser.”
“Waktu menjalani operasi penggantian kelamin itu saya tidak sendirian, melainkan berdua dengan teman saya bernama Hendrik Sing yang juga berganti kelamin menjadi perempuan (sekarang di Batam). Caranya alat kelamin milik Hendrik pindah kepada saya. Selanjutnya payudara saya dipindah ke Hendrik,” sebut Arif.
Apa yang dikatakan Arif ini ternyata benar. Di kedua belah dadanya yang sudah menyerupai dada laki-laki itu, masih menyisakan bekas jahitan. Menurut Arif, alat kelamin hasil operasi tahun 2005 di RS Singapura itu baru berfungsi normal setelah dua tahun kemudian. Sejak itu pula ia mulai bisa merasakan jatuh cinta dengan seorang wanita.
“Komitmen awal saya untuk melakukan operasi kelamin ini adalah saya ingin menjadi seorang lelaki sejati yang bisa mencintai wanita dengan penuh kasih sayang. Mudah-mudahan ini bisa saya lakukan,” katanya lagi.
Ingin Pulang ke Batam
Arif bermaksud, setelah selesai menjalani masa tahanannya nanti, ia berniat untuk meninggalkan Kota Pekanbaru dan pulang ke Batam untuk menjumpai anaknya yang saat ini sudah berusia lima tahun itu.
Menurut Arif, kedatangannya ke Kota Bertuah sejak setahun yang lalu itu adalah untuk mengadu nasip dan menghilangkan semua sejarah kelam yang pernah ia lalui di Kota Batam. “Di Pekanbaru, pertama saya tinggal di daerah kawasan Jondul, saya pernah bekerja sebagai office boy (OB) disebuah warnet Jalan Balam. Tiga bulan belakangan ini, saya tinggal di rumah Ye, orangtua Bunga yang telah saya cabuli,” ungkapnya.(jpnn/mar/sc)
Komentar
Posting Komentar
Berilah komentar yang sopan dan membangun.