Jakarta ibu kota Negara Indonesia kita ketahui kini semakin padat tak menentu, banyak kemacetan terjadi dan ini merupakan suatu ketidak efektifan rakyat. Apa sih penyebab kemacetan ? Salah siapa yah ? mungkin pertanyaan itu yang sering muncul dan kita sudah mengetahui pada umumnya.
Budaya 'Jor-jor'an (apa lagi dengan didukung financing yang mudah) serta tata kota yang kurang berencana turut menjadi sumbangsih penyebab kemacetan. Tole berkata: "Tuh lihat si Abu pakai mobil kayak gitu tuh ... saya mau juga ah" dengan segala cara orang akan beradaptasi terhadap eksistensi sosial (baca: sok sial). Setelah 'ngemplang' sana sini, terkumpullah Down Payment untuk beli kendaraan yang di idamkan si Tole tersebut. Dan mobil ini dipakai sehari-hari ke kantor dan pulang kantor .. yah kadang mampir ke cafe bentar tuk tunjukkan eksistensinya.
Pulang dan Pergi kantor, seperi bahasa plural. Mempunyai arti begitu saja. Namun pada kenyataannya ada berapa jua orang di Jakarta yang pakai kendaraan pribadi untuk sekedar Pulang dan Pergi kantor ?? dan ini terjadi setiap hari hampir semua berbarengan!!
Bagaimana solusinya? Pemimpin adalah pemerintah, coba mulai dari instansi pemerintah memberi contoh dengan pembatasan jumlah karyawan yang boleh parkir di kantor atau bahkan karyawan tidak boleh bawa mobil ke kantor, cukup sediakan bus shuttle yang nyaman untuk antar jemput dan untuk urus urusan departemennya kesana dan kemari. Atau diciptakan semisal komunitas tujuan SCBD dan disediakan angkutan-angkutan untuk feeder ke BusWay TransJakarta.
Nah.. kan ada BusWay (mustinya SubWay yah ? kok kebalik yah ), naik BusWay simple, kadang saya pun untuk urusan ke wilayah SCBD cukup naik BusWay ini, kalau agak mendung saya bawa payung atau pakai jasa ojek payung ..
Kadang saya sering kombinasikan naik BusWay + Ojek, yang mana biaya masih hemat ketimbang bawa mobil pribadi (bawa mobil ada biaya TOL dan PARKIR selain BBM). Jika memang urusan saya akan mendatangkan profit lebih besar dan sifatnya urgent barulah saya pakai mobil pribadi. Jadi Biaya lawan Manfaat sudah tepat dan di posisi yang benar.
Pelaku usaha yang menggunakan internet, tipe pengusaha ini turut mengurangi kemacetan, sayangnya pemerintah Jakarta belum lagi membuat suatu Internet Murah (baca: Jakarta Metro Wireless Link). Dalam hal ini, saya agak mengkritik pemrintah Jakarta saat ini yang hanya bisa katakan "Jakarta Jadi Hutan Tower, Nanti Kita Tertibkan!!"
Loh, mentang-mentang anda pemerintah lantas cuma bisa omong seperti itu "Nanti Kita Tertibkan" anak SMP pun dapat menjawab masalah dengan jawaban yang sama dengan anda pak. Tersirat cara jawabnya adalah bahwa belum lagi dipikirkan untuk mengatasi keruwetan, ketidak tertiban menjadi sesuatu yang indah dan menguntungkan.
Saya yakin jika pemerintah Jakarta benar-benar mau memikirkan jalan keluar mengatasi kemacetan akan berhasil juga. Baik itu dengan rukungan peraturan pemakaian kendaraan pribadi maupun dengan dukungan ke pengusaha yang memakain internet dan bekerja di rumah.
Dengan terciptanya hal tersebut diatas, terutama Jakarta Metro Wireless, maka tower yang berjamuran akan menjadi berkurang drastis, internet untuk warga Jakarta pun akan semakin murah, makin banyak pelaku usaha via internet dan makin banyak pula pembeli yang belanja via internet, serta dapat menjadikan pemasukan untuk pemerintah kota Jakarta.
Dalam hal penyediaan fasilitas ini, sebetulnya pemerintah Jakarta tidak perlu modal sepeser pun, dapat di out source kan ke perusahaan swasta yang dapat menyediakan infrastruktur serta merta sistem bagi hasilnya dengan pemerintah Jakarta.
Di Negara maju, sudah banyak orang mencari uang via internet, baik usaha virtual (seperti forex, indeks, saham, dll) maupun secara real seperti eksport dan import, konsultasi online, belanja kebutuhan sehari-hari online. Jadinya yang ada dijalanan lebih banyak perusahaan city courrier dan kalau disini mereka rata-rata pakai motor.
Dengan adanya internet murah (katakanlah Rp. 150.000 per bulan) akan memunculkan suatu penghematan warga kota dan juga mendorong roda perekonomian, serta merta terjadi suatu revolusi penghematan dan efektifitas secara menyeluruh.
Untuk yang ingin memulai usaha dirumah, silahkan hubungi kami setelah anda lihat-lihat www.perantara.net dan http://shop.perantara.net (reseller welcome!). Salam, Perantara Indonesia goes International 2010.
Komentar
Posting Komentar
Berilah komentar yang sopan dan membangun.